A. Pendahuluan
Berkembangnya industri di dunia mengakibatkan meningkatnya
kebutuhan akan bahan bakar. Selama ini bahan bakar yang digunakan diperoleh
dari bahan bakar fosil yang jumlahnya terbatas, terlebih lagi hasil pembakaran
bahan bakar fosil cenderung tidak ramah lingkungan. Untuk mengatasi berbagai
kendala yang ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar fosil, penelitian terhadap
sumber energi alternatif mulai dilakukan. Biodiesel menarik perhatian dunia
karena hasil pembakarannya lebih ramah lingkungan dan berasal dari sumber yang
terbarukan. Biodiesel dihasilkan dari minyak nabati melalui reaksi transesterifikasi.
Katalis yang paling umum digunakan dalam pembuatan biodoesel
adalah katalis basa homogen seperti NaOH dan KOH karena memiliki kemampuan
katalisator yang lebih tinggi dibandingkan dengan katalis lainnya. Akan tetapi,
penggunaan katalis ini memiliki kelemahan yaitu sulit dipisahkan dari campuran
reaksi sehingga tidak dapat digunakan kembali dan pada akhirnya akan ikut
terbuang sebagai limbah yang dapat mencemarkan lingkungan. Untuk mengatasi hal
ini, pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan menggunakan katalis basa
heterogen seperti CaO.
Keuntungan menggunakan katalis ini adalah: mempunyai aktivitas
yang tinggi, kondisi reaksi yang ringan, masa `idup katalis yang panjang biaya
katalis yang rendah, tidak korosif, ramah lingkungan dan menghasilkan sedikit
masalah pembuangan, dapat dipisahakan dari larutan produksi sehingga dapat
digunakan kembali.
Katalis CaO dapat dibuat melalui proses kalsinasi CaCO3. CaO dapat
diperoleh dari batuan atau cangkang telur dan cangkang hewan lainnya. CaO juga
dapat dimodifikasi sehingga performanya semakin meningkat dan hasil biodiesel
yang didapatkan lebih banyak.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
mekanisme dari katalis CaO?
2.
Apa saja
modifikasi CaO yang dapat dilakukan?
3.
Apa kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing modifikasi?
C. Pembahasan
Mekanisme dari
katalis CaO dalam proses transesterifikasi dari semua modifikasi adalah sama.
Berikut ini mekanisme reaksi katalis.

Adapun reaksi
transesterifikasi dari minyak nabati adalah:

Beberapa modifikasi
CaO yang dilakukan dari lima jurnal berbeda adalah :
1.
CaO diisolasi
dari berbagai macam cangkang hewan tanpa modifikasi.
2.
CaO dibuat
berukuran nano sehingga luas permukaannya lebih besar.
3.
CaO diembankan
pada trimetilklorosilan sehingga reaktan dapat terabsorb pada
trimetilklorosilan dan mudah bereaksi dengan CaO.
4.
CaO di campur
dengan SrO
5.
CaO dibuat
super basa hingga kebasaannya lebih dari CaO pada umumnya
CaO yang diisolasi
dari berbagai macam cangkang hewan dibuat dengan menghaluskan cangkang dan
dilakukan proses kalsinasi. Proses kalsinasi dilakukan untuk menghilangkan air
dan karbon dioksida yang terkandung dalam cangkang. Kalsinasi adalah proses
pemanasan cangkang dengan suhu tinggi. CaO berukuran nano diambil dari Sigma
Andich. CaO yang diembankan pada trimetilklorosilan dibuat dengan menambahkan
CaO komersial pada larutan trimetilklorosilan dalam pelarut heksana. Pengadukan
dilakukan selama 24 jam pada suhu ruang. Hasil yang diperoleh dicuci dengan
heksana untuk menghilangkan pengotor.
Modifikasi dengan
penambahan SrO dilakukan dengan menambahkan SrO dan CaO secara bersamaan.
Modifikasi super basa dilakukan dengan menyelupkan CaO dalam amonium karbonat
dan dilakukan pengadukan.
Kelebihan dari
masing-masing modifikasi adalah :
No
|
Modifikasi
|
Hasil
|
1
|
Tanpa
modifikasi
|
92,3%
|
2
|
Nano CaO
|
94 %, dengan
kelebihan mengurangi emulsi sabun pada akhir reaksi
|
3
|
Diembankan pada
trimetilklorosilan
|
94,6 %
|
4
|
CaO dicampur
dengan SrO
|
93,215 %
|
5
|
CaO super
basa
|
98,8 %
|
D. Kesimpulan
Kelebihan dari
masing-masing modifikasi adalah tingginya hasil dari biodiesel dibandingkan
dengan katalis tanpa modifikasi.
No comments:
Post a Comment