Popular Posts

Sunday, October 19, 2014

Dinasti Murabitun


Murabithun adalah salah satu dinasti Islam yang berkuasa di Maghribi. Nama Murabithun berkaitan erat dengan nama tempat tinggal mereka (ribat, semacam madrasah). Mereka biasa juga diberi sebutan al-mulassimun (pemakai kerudung sampai menutupi wajah). Asal usul dinasti dari Lemtuna, salah satu puak dari suku Senhaja. Berawal dari 1000 anggota pejuang. Diantara kegiatan mereka adalah menyebarkan agama Islam dengan mengajak suku-suku lain menganut agama Islam seperti yang mereka anut. Mereka mengambil ajaran mazhab Salaf secara ketat. Wilayah mereka meliputi Afrika Barat Daya dan Andalus. Pada mulanya gerakan keagamaan yang kemudian berkembang menjadi religio militer
Dinasti al-Murabithun pada mulanya menunjukkan gerakan keagamaan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh agama yang tinggal di Ribath yang dipimpin oleh seorang guru yang bernama Abdullah Ibn Yasin, akan tetapi ketika gerakan Ribath ini berubah menjadi gerakan militer dan melakukan ekspansi di bawah pimpinan Ibn Tasyfin yang berpusat di Marrakisy, maka dalam proses perjalanan sejarah selanjutnya terjadi perubahan sosial politik dan ekonomi yang pada awalnya menunjukkan perubahan positif serta kemajuan yang berarti dalam berbagai bidang. Namun karena raja-raja pengganti tidak lagi sekuat pendahulunya karena pergantian kepemimpinan bukan atas karir serta kapasitas intelektual dan managerial skill yang dimilikinya melainkan atas penunjukkan pemimpin sebelumnya, maka kondisi ini menjadi salah satu penyebab terjadinya instabilitas yang berimplikasi pada kemunduran sebab besar kemungkinan pemimpin yang ditunjuk itu tidak mampu menangkap peluang dan tantangan serta mengakomodasi berbagai kecenderungan perubahan dan pengembangan. Bisa juga terjadi karena tidak mendapatkan dukungan yang kuat. Di samping itu, lemahnya pemahaman dan penalaran keagamaan, memahami agama secara harfiah serta munculnya paham tajsim bahkan kerusakan sosial keagamaan yang lain seperti kebiasaan minum-minuman keras adalah sebagai bentuk lain dari akibat adanya instabilitas dalam negeri.
Akibat kondisi sosial agama dan politik yang tidak menentu tersebut, maka seorang pemimpin spiritual dari suku Barbar Hargha cabang Masmuda yang bernama Ibn Tumart mulai menanamkan pengaruhnya dengan mengirimkan surat kepada berbagai suku untuk mengikuti ajarannya. Ibn Tumart ingin menyelamatkan masyarakat dari akidah tajsim. Ada dugaan yang kuat bahwa Mazhab Maliki adalah sebagai suatu mazhab yang secara legalitas formal menjadi mazhab resmi bagi Dinasti al-Murabithun. Indikasi ini dikuatkan oleh peristiwa ketika Ibn Tumart mengadakan suatu perdebatan dengan penguasa al-Murabithun yaitu Ali bin Yusuf. Dalam perdebatan tersebut, beliau menunjukkan reaksi kontras yang keras terhadap paham tajsim dan pengikut Mazhab Maliki yang dianggapnya terlalu kaku di dalam memahami persoalan agama. Dari reaksi yang ditunjukkannya dalam perdebatan tersebut, maka raja memandang bahwa Ibn Tumart amat berbahaya dan akhirnya ia diusir keluar Maroko. Dia berkelana dari satu tempat ke tempat lain dan dalam pengembaraannya ia mengembangkan ajarannya dan senantiasa memperhatikan perkembangan al-Murabitun.
Dalam rangka membangun kekuatan politik, ia menggunakan label keagamaan seperti upayanya dalam memurnikan ajaran agama melalui ketauhidan dan menghilangkan hal-hal yang berbau syirik serta pemahaman antropomorfistis terhadap Tuhan. Ketika usahanya tersebut berhasil, pengikut-pengikutnya memanggil Ibn Tumart dengan sebutan Imam (al-Mahdi).7 Baiah al-Mahdi terhadap Ibn Tumart yang dilakukan oleh para pengikutnya ini dipusatkan di wilayah Tinmal pada tahun 5l5 H/ll20 M,8 pada waktu itu juga pengikutnya diberi nama al-Muwahhid. Setelah Ibn Tumart memproklamirkan lahirnya sebuah kekuasaan yang diberi nama al-Muwahhid dan menjadikan wilayah Tinmal sebagai pusat kegiatannya, maka ia membentuk perangkat-perangkat organisasi pemerintahannya. Perangkat-perangkat itu terdiri dari kelompok sepuluh yang disebut al-asyrah, semacam dewan menteri atau kabinet; kelompok lima puluh yang disebut ahl al-khamsin, semacam senat atau penasehat; kelompok tujuh puluh, yang disebut ahl al-sab’in, semacam dewan perwakilan rakyat; dewan ahli yang terdiri dari ulama-ulama senior, yang disebut al-thalabah; al-huffadz; ahl al-dar, para keluarga istana; dan ahl al-Tinmal, sebagai pasukan inti atau kelompok angkatan bersenjata yang memiliki beberapa kabilah sampai kepada masyarakat biasa (al-ghirat).
Pada pertengahan abad ke 12, pemerintahan Al-Murabithun mulai terdesak, dan beberapa beberapa kesultanan Muslim Spanyol menolak otoritasnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan sikap mental mereka, yakni dengan terkondisinya kemewahan yang berlebihan. Perubahan sikap tersebut jelas kelihatan, dari selama ini mereka keras dalam kehidupan Sahara, menjadi sangat lemah lembut dalam kehidupan Spanyol yang penuh gemerlap kemewahan materi.  Selain itu  penguasa–penguasa sesudah Yusuf ibnu Tasyfin adalah raja-raja yang lemah.  Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir. 
Sepeninggal Yusuf bin Tasyfin pada 1106 M, kekuasaan Murabithun hanya bertahan kurang lebih setengah abad. Karena pada fase ini Ali bin Yusuf tidak banyak melakukan konsulidasi kekuatan dan kekuasaan, sehingga mengalami  masa-masa kemunduran. Dalam catatan sejarah diketahui bahwa Ali bin Yusuf tidak secakap ayahnya dalam masalah kepemimpinan dan politik, karena ternyata Ali lebih cendrung ke masalah-masalah keagamaan. Sehingga untuk kepemimpinan dan kenegaraan, para ulama yang memainkan nya. Peranan ulama sangat dominant di dalam memerintah menjadi penyebab ketidaksukaan kelompok Kristen. Sebab kedudukan dan jabatan strategis dalam pemerintahan dipegang oleh mereka. Mereka mengeluarkan kebijakan yang sangat diskriminatif, khususnya terhadap kelompok Yahudi dan Kristen. Apabila kelompok non Muslim ingin menjalankan praktek keagamaan, mereka diminta untuk membayar pajak bila ingin bebas menjalankan ibadahnya. Bagi masyarakat non Muslim yang tidak mampu membayar, mereka diminta untuk pergi meninggalkan tempat tinggal mereka. Kebijakan yang tidak popular ini menjadi salah satu faktor penyebab perlawanan masyarakat non Muslim Andalusia.  Menjelang pertengahan abad XII Murabithun mulai retak. Di Spanyol Muluk al-Thawaif menolak kekuasaaannya. Di Maroko sebuah gerakan keagamaan (muwahidun) mulai mengingkari. 
Kemunduran yang dialami oleh Al-Murabithun, juga dipicu oleh kecenderungan dari para pemimpinnya yang senang menumpuk harta kekayaan disamping para fuqahanya terjerumus pada mengkafirkan orang lain yang berusaha untuk merubah moral masyarakat dengan mengokohkan prinsip-prinsip syari’ah dan aqidah. Sehingga   dapat dirangkumkam, kehancuran dinasti ini disebabkan oleh :
1.         Lemahnya disiplin tentara dan merajalelanya korupsi melahirkan disintegrasi.
2.         Berubahnya watak keras pembawaan Barbar menjadi lemah ketika   memasuki kehidupan Maroko dan Andalus yang mewah.
3.         Mereka memasuki Andalus ketika kecemerlangan inteletual kalangan arab telah   mengganti kesenangan berperang.
4.         Kontak dengan peradaban yang  sedang menurun dan tidak siap mengadakan asimilasi.
5.         Dikalahkan oleh dinasti dari rumpun keluarganya sendiri, al-Muwahidun. 
Dinasti Al-Murabithun  memegang tampuk kekuasaan selama sembilan puluh tahun, dengan penguasa enam orang, yang terdiri dari :
-   Abu Bakar bin Umar memerintah dari tahun 1056-1061
-    Yusuf bin Tasfin (1061-1107)
-    Ali bib Yusuf (1107-1143)
-    Tasfin bin Ali (1143-1145)
-    Ibrahim bin Tasfin (1145-1147)
-     Ishak bin Ali (1147)
Dinasti Al-Murabitun berakhir, ketika dikalahkan Dinasti Al-Muwahidun yang dipimpin oleh Abdul Mukmin dalam menaklukan Marokko pada tahun 1147, ditandai dengan terbunuhnya Penguasa Al-Murabithun yang terakhir, Ishak bin Ali. Walaupun sebelumnya  tentara Kristen  mulai bergerak memanfaatkan kelemahan Murabithun.
Gerak maju Katholik Roma ke Andalusia, yang tertunda dengan kedatangan al- Murabithun, kemudian mendapat momentumnya  kembali. Namun demikian, sekali lagi hal ini terhenti dengan kedatangan gelombang lain kaum Muslim dari Afrika Utara, yaitu kaum Almohad atau dalam bahasa Arab: al- Muwahhidun.

No comments:

Post a Comment