Popular Posts

Sunday, October 19, 2014

Bani Ahmar


Setelah dinasti muwahiddun benar-benar lenyap dari Andalusia. Pasukan kristen memasuki Andalus sepenuhnya, akan tetapi sekalipun semua kota-kota yang ada di andalusia dikuasai oleh orang kristen tapi masih ada satu kota yang dikuasai orang islam yaitu Granada yang dikuasai Bani Ahmar akan tetapi dinasti ini akan bertahan cukup lama yaitu berkuasa selama dua setengah abad dari tahun (1232-1292 M). Selama itu pula Granada menjadi pusat riset dan perkembangan peradaban ilmuan muslim di barat sehingga Granada maju dan berkembang pesat. Diantara kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahan bani Ahmar Granada adalah seni arsitektur, seperti bangunan istana Al-hamra dan Masjid Al-hamra yang sangat terkenal didunia, pada masa dinasti ahmar dan tokoh yang terkenal dalam bidang sejarah yaitu Ibnu Bathutan (1304-1377 M) berasal dari tangier, yang berhasil menempuh perjalanan panjang mengelilingi dunia dan mampu mencatat penemuannya ke dalam sebuah buku yang dikenal dalam sebutan Al-Muhadzdzab Rihlah Ibnu Buthutan, serta Ibnu Al-khotib yang berperan penting dalam melestarikan peninggalan sejarah tokoh lain yang tidak kalah penting adalah Ibnu Kholdun dari Tunisia yang tinggal di Andalusia, selain sebagai sejarah Awan dia juga terkenal sebagai sosiologi muslim pertama dan perumus filsafat sejarah. Adapun raja yang termasyhur pada masa Dinasti Bani Ahmar  adalah Muhammad V (755 H).
Seperti telah disinggung pada bagian terdahulu bahwa Granada merupakan benteng terakhir pertahanan umat Islam di Andalusia.  Sebab wilayah lainnya satu persatu di kuasai oleh orang kristen. Sehingga pada masa kekuasaan Bani Ahmar banyak ancaman dan teror dari penguasa kristen tersebut. Ancaman itu semakin menjadi ketika terjadi persekutuan antara wilayah Arogan dan Castille, melalui perkawinan Raja Ferdinand dengan Isabella dengan begitu kerajaan kristen semakin kuat dan semakin menyedot terhadap kekuatan Umat Islam di Granada. Akan tetapi serangan-serangan yang datang dari Ferdinand dan Isabella dapat dikalahkan oleh umat islam dibawah pimpinan Abul Hasan. Bahkan ia menolak membayar upeti kepada penguasa Castille, seperti yang  dilakukan pada wilayah lain sebelumnya. Hal itu ditandai dengan diusirnya utusan Ferdinand  yang datang untuk untuk meminta upeti  tersebut. Utusan itu dihardik dan diusir  dengan kata-kata yang cukup pedas “katakan kepada penguasamu bahwa raja-raja Granada yang bersedia membayar upeti telah  meninggal sekarang tidak ada lagi melainkan pedang”. Dan Abul Hasan dapat menaklukkan kristen dan menduduki Zahra.
Dengan dikuasainya kota Zahra raja ferdinand semakin berambisi serta ingin membalas dendam terhadap kekalahan tersebut dia melancarkan serangan mendadak terhadap istana hamra dan berhasil merebutnya. Dalam penyerangan itu  banyak wanita dan anak-anak yang meninggal dengan jatuhnya istana Hamra ke tangan penguasa kristen. Pertanda akan runtuhnya kekuasaan Hamra.
Jatuhnya pusat-pusat kekuasaan muslim di andalusia menandai berakhirnya pusat peradaban islam di barat. Sejak saat itu, tidak ada lagi aktifitas keilmuan dan peradaban yang dilakukan, kecuali penancapan kekuasaan kristen yang semakin kuat dan perasaan dendam kristen (Reconnqulesto) terhadap umat islam diseluruh dunia dengan melakukan berbagai ekspensi dan penjajahan, demi mengeruk keuntungan dan kekayaan dari negara-negara timur yang mayoritas muslim. Penjajahan itu terus berlanjut sehingga pada ke-20 M, kekuasaan Bani Ahmar hanya tinggal sejarah.

No comments:

Post a Comment