Setelah dinasti muwahiddun benar-benar
lenyap dari Andalusia. Pasukan kristen memasuki Andalus sepenuhnya, akan tetapi
sekalipun semua kota-kota yang ada di andalusia dikuasai oleh orang kristen
tapi masih ada satu kota yang dikuasai orang islam yaitu Granada yang dikuasai
Bani Ahmar akan tetapi dinasti ini akan bertahan cukup lama yaitu berkuasa
selama dua setengah abad dari tahun (1232-1292 M). Selama itu pula Granada menjadi
pusat riset dan perkembangan peradaban ilmuan muslim di barat sehingga Granada
maju dan berkembang pesat. Diantara kemajuan yang dicapai pada masa
pemerintahan bani Ahmar Granada adalah seni arsitektur, seperti bangunan istana
Al-hamra dan Masjid Al-hamra yang sangat terkenal didunia, pada masa dinasti
ahmar dan tokoh yang terkenal dalam bidang sejarah yaitu Ibnu Bathutan
(1304-1377 M) berasal dari tangier, yang berhasil menempuh perjalanan panjang mengelilingi
dunia dan mampu mencatat penemuannya ke dalam sebuah buku yang dikenal dalam
sebutan Al-Muhadzdzab Rihlah Ibnu Buthutan, serta Ibnu Al-khotib yang berperan
penting dalam melestarikan peninggalan sejarah tokoh lain yang tidak kalah
penting adalah Ibnu Kholdun dari Tunisia yang tinggal di Andalusia, selain
sebagai sejarah Awan dia juga terkenal sebagai sosiologi muslim pertama dan perumus
filsafat sejarah. Adapun raja yang termasyhur pada masa Dinasti Bani
Ahmar adalah Muhammad V (755 H).
Seperti
telah disinggung pada bagian terdahulu bahwa Granada merupakan benteng terakhir
pertahanan umat Islam di Andalusia. Sebab wilayah lainnya satu persatu di
kuasai oleh orang kristen. Sehingga pada masa kekuasaan Bani Ahmar banyak
ancaman dan teror dari penguasa kristen tersebut. Ancaman itu semakin menjadi
ketika terjadi persekutuan antara wilayah Arogan dan Castille, melalui
perkawinan Raja Ferdinand dengan Isabella dengan begitu kerajaan kristen
semakin kuat dan semakin menyedot terhadap kekuatan Umat Islam di Granada. Akan
tetapi serangan-serangan yang datang dari Ferdinand dan Isabella dapat dikalahkan
oleh umat islam dibawah pimpinan Abul Hasan. Bahkan ia menolak membayar upeti
kepada penguasa Castille, seperti yang dilakukan pada wilayah lain
sebelumnya. Hal itu ditandai dengan diusirnya utusan Ferdinand yang
datang untuk untuk meminta upeti tersebut. Utusan itu dihardik dan
diusir dengan kata-kata yang cukup pedas “katakan kepada penguasamu bahwa
raja-raja Granada yang bersedia membayar upeti telah meninggal sekarang
tidak ada lagi melainkan pedang”. Dan Abul Hasan dapat menaklukkan kristen dan
menduduki Zahra.
Dengan
dikuasainya kota Zahra raja ferdinand semakin berambisi serta ingin membalas
dendam terhadap kekalahan tersebut dia melancarkan serangan mendadak terhadap
istana hamra dan berhasil merebutnya. Dalam penyerangan itu banyak wanita
dan anak-anak yang meninggal dengan jatuhnya istana Hamra ke tangan penguasa
kristen. Pertanda akan runtuhnya kekuasaan Hamra.
Jatuhnya
pusat-pusat kekuasaan muslim di andalusia menandai berakhirnya pusat peradaban
islam di barat. Sejak saat itu, tidak ada lagi aktifitas keilmuan dan peradaban
yang dilakukan, kecuali penancapan kekuasaan kristen yang semakin kuat dan
perasaan dendam kristen (Reconnqulesto) terhadap umat islam diseluruh dunia
dengan melakukan berbagai ekspensi dan penjajahan, demi mengeruk keuntungan dan
kekayaan dari negara-negara timur yang mayoritas muslim. Penjajahan itu terus
berlanjut sehingga pada ke-20 M, kekuasaan Bani Ahmar hanya tinggal sejarah.
No comments:
Post a Comment