Popular Posts

Thursday, October 30, 2014

facebook gratis

ini info dari orang yg ngirim d wall ku.hehehe

Selamat siang bro.. sekedar share, bahwa sekarng bisa facebookan gratis, baik di hp maupun leptop, caranya cukup mudah, anda hanya akses menggunakan [www. gratis. fch. ir] (hilangkan spasi) pancing dengan kuotamu, selanjutnya buktikan sendiri. selamat bergratis ria..

Sunday, October 26, 2014

Kabinet Jokowi-Jk


Berikut susunan Kabinet Kerja Jokowi-JK:

1. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
2. Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago
3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman: Indroyono Soesilo
4. Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan
5. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
6. Menteri Pariwisata: Arief Yahya
7. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Sudirman Said
8. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan: Tedjo Edy Purdjianto
9. Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo
10. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi
11. Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
12. Menteri Hukum dan HAM: Yasonna H Laoly
13. Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudiantara
14. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara: Yuddy Chrisnandi
15. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Sofyan Djalil
16. Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro
17. Menteri Badan Usaha Milik Negara: Rini M Soemarno
18. Menteri Koperasi dan UKM: Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
19. Menteri Perindustrian: Saleh Husin
20. Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel
21. Menteri Pertanian: Amran Sulaiman
22. Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri
23. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
24. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
25. Menteri Agraria dan Tata Ruang: Ferry Mursyidan Baldan
26. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani
27. Menteri Agama: Lukman Hakim Saifuddin
28. Menteri Kesehatan: Nila F Moeloek
29. Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa
30. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohana Yambise
31. Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan
32. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi: M Nasir
33. Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi
34. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Jafar

Tuesday, October 21, 2014

Sifat Termal Material


Perbedaan suhu antara suatu material dengan lingkungannya mengakibatkan perpindahan kalor. Kadar kalor yang melalui setiap unsur material bergantung pada sifat termal material tersebut. Beberapa sifat termal material adalah:
1.        Kalor spesifik dan kapasitas termal. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor(Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat.
2.        Konduktivitas adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan panas. Jika suatu beda potensial panas ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus panas.
Emisivitas. Emisivitas adalah rasio energi yang diradiasikan oleh material tertentu dengan energi yang dirasikan oleh benda hitam (black body) pada temperatur yang sama. Ini adalah ukuran dari kemampuan suatu benda untuk meradiasikan energi yang diserapnya. Benda hitam sempurna memiliki emisivitas sama dengan 1 (ε=1) sementara objek sesungguhnya memiliki emisivitas kurang dari satu. Emisivitas adalah satuan yang tidak berdimensi

Sifat Mekanik Material


Sifat mekanik dapat diartikan sebagai respon atau perilaku material terhadap pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Dalam prakteknya pembebanan pada material terbagi dua yaitu beban statik dan beban dinamik. Perbedaan antara keduanya hanya pada fungsi waktu dimana beban statik tidak dipengaruhi oleh fungsi waktu sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi waktu. Beberapa sifat mekanik material adalah:
1.             Kekuatan (strength): kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam tergantung pada jenis beban yang bekerja, yaitu kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan punter/torsi dan kekuatan lengkung
2.             Kekerasan (hardness): kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), indentasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunyai korelasi dengan kekuatan
3.             Kekenyalan (elasticity): kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan
4.             Kekakuan (stiffness): kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.
5.             Plasticitas (plasticity), kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastic (permanent) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan,sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai proses pembentukan seperti forging, rolling, extruding dan lainnya. Sifat plastisitas sering juga disebut dengan keuletan (ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi cukup banyak dikatakan sebagai bahan yang memiliki keuletan yang tinggi, bahan yang ulet (ductile), sedangkan bahan yang tidak menunjukkan deformasi plastis dikatakan sebagai bahan yang memiliki keuletan rendah atau getas (brittle). 
6.             Ketangguhan (toughness), menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.
7.             Kelelahan (fatique), merupakan kecenderungan dari suatu logam untuk patah bila menerima tegangan berulang-ulang (cyclic stress) yang besarnya jauh dibawah batas kekuatan elastiknya (yield strength).
8.             Melar (creep), merupakan kecenderungan suatu logam untuk  mengalami deformasi plastik yang besarnya merupakan fungsi waktu, pada saat bahan tadi menerima beban yang besarnya relative tetap.

Sifat Kimia Material


Oksidan dan reduktan Banyak reaksi melibatkan transfer elektron dari satu spesies yang lain . Zat-zat seperti sodium , seng , dan asam oksalat yang menyerah elektron pereduksi , atau pereduksi . Mereka teroksidasi dalam reaksi . Senyawa penerima elektron seperti ion besi ( Fe3+ ) , permanganat ( MnO4- ) , oksigen , dan hidrogen peroksida ( H2O2 ) merupakan oksidan , mereka tidak selalu mengandung oksigen . Oksidasi dan reduksi terjadi bersama-sama , dan mereka disebut sebagai reaksi redoks . Kekuatan senyawa untuk menerima satu atau lebih elektron ditunjukkan oleh gaya gerak listrik nya ( emf ) atau potensi pengurangan . Nilai-nilai emf pada kondisi standar untuk senyawa umum atau ion yang tercantum dalam buku pedoman. Daftar ini menunjukkan kekuatan redoks relatif zat , tetapi kekuatan mereka bervariasi dengan kondisi seperti konsentrasi, keasaman, dan suhu .
Reaksi redoks terjadi pada korosi dan pembakaran. Misalnya, oksidasi besi dalam kondisi basah menghasilkan karat longgar dalam reaksi,
4Fe + 3O2 + 2H2O     2Fe2O3.H2O .

Reaksi pertukaran
Dalam reaksi pertukaran, dua senyawa pertukaran ion atau kelompok atom. Biasanya, reaksi ini melibatkan lebih dari satu tahap dan mereka disebut reaksi heterogen. Reaksi-reaksi ini berhenti hanya ketika salah satu reaktan habis, dan mereka sangat ideal untuk proses manufaktur. Endapan padat atau terbentuk ketika dua ion memiliki afinitas yang besar untuk satu sama lain dituangkan bersama-sama dari solusi mereka. Misalnya, ion Ca2+ membentuk CaCO3 padat ketika mereka bertemu ion karbonat, CO32- ,
Ca2+ + CO32-           CaCO3 ( padat ) .
Karena kelarutan terbatas, padat diendapkan. Demikian pula, reaksi gas - menghasilkan dari reaktan none - gas cenderung menguras salah satu reaktan.
Reaksi dekomposisi
Zat disintesis pada kondisi ketat seperti suhu rendah dan tekanan tinggi mungkin tidak stabil dan mengalami reaksi sendiri untuk menjadi lain satu atau lebih zat , pada kondisi biasa. Namun, ada dua faktor yang mengatur stabilitas zat: kinetika dan termodinamika. Yang pertama mengacu pada kecepatan reaksi sedangkan yang kedua kandungan energi dari sistem. Jika kecepatan lambat, senyawa dapat tetap tidak berubah selama periode tertentu.
Komposisi
Kehadiran berbagai komponen elemental dan kimia dalam campuran ini disebut komposisi. Untuk senyawa murni , komposisi berarti persentase elemen yang ada. Dengan demikian, komposisi istilah harus digunakan dengan spesifikasi. Sifat fisik dan kimia campuran tergantung pada komposisi. Sebagai contoh, air dan Dibutylamine mendidih pada 373 dan 433 K masing-masing, tetapi 50 - 50 % campuran mendidih pada 370 K , lebih rendah dari salah satu. Sifat larutan padat logam ( paduan ) yang drastis berbeda dari komponen mereka . Seringkali, komposisi dinyatakan dalam satuan konsentrasi: persentase ( berat atau mol ), molaritas, dll.

Struktur molekul
Sebagai suatu disiplin, kimia mempelajari molekul, menghubungkan sifat struktur mereka, dan perubahan mereka. Dalam studi struktur molekul, tujuan utamanya adalah untuk mempelajari ikatan mereka 3 - dimensi atom dan pengaturan, dari mana jarak ikatan dan sudut ikatan dihitung. Dalam kasus informasi tiga dimensi tidak mungkin, interconnectiivity dan jenis ikatan antara atom-atom yang dicari. Seringkali formula struktur yang mewakili ikatan diberikan untuk mencerminkan struktur molekul. Misalnya, SO42- menunjukkan bahwa ion sulfat memiliki empat atom oksigen terikat setara belerang pusat. Dengan demikian, keakraban dengan notasi struktural penting.

Sifat Magnet Material


Adanya  magnetic fields(dasar magnetik) (H) yang ditunjukkan dengan  anak panah berawal dari gaya magnetik berupa perpindahan muatan elektrikal. Gaya magnetik merupakan bentuk dasarnya, dimana  gaya digambarkan seperti garis yang menunjukkan posisi sekelilingnya berasal dari dasar (fields). Distribusi magnetic fields (adanya garis) dari gaya ditunjukkan oleh arus putaran dan juga  garis terputus ke atas magnetik.
Masing-masing elektron dalam atom yang memiliki momen magnetik berasal dari dua sumber. Salah satunya berhubungan dengan gerakan orbital disekitar nukleus; sehingga menjadi perpindahan muatan pada sebuah elektron mungkin karena pertimbangan arus putaran yang kecil, timbul magnetic fields yang kecil dan momen maknetik yang tetap berotasi seperti gambar (a). Gambar dibawah menunjukkan hubungan momem magnetik a. sebuah orbital elektron dan b. putaran elektron.




Masing-masing elektron juga melakukan hal yang sama seperti berputar disekeliling sumbu; mula-mula momen magnetik yang lain berasal dari spin elektron yang awalnya spin tetap pada sumbu yang ditunjukkan gab. 18.4b. Spin momen magnetik mungkin hanya sebuah arah ke atas atau sebuah arah antiparalel ke bawah. Demikianlah masing-masing elektron berkemungkinan menjadi magnetik kecil yang memiliki orbital permanen dan spin momen magnetik.
Pada masing-masing atom berupa momen orbital berkaitan dengan beberapa elektron tidak berpasangan satu sama lain; yang dipegang momen spin. Contoh: momen spin dalam sebuah elektron dengan spin ke atas yang berpisah dari spin bawah. Kelompok momen magnetik adalah sebuah atom yang memiliki jumlah dari moment magnetik pada masing-masing unsur pokok elektron (constituent electron), termasuk kedua pasangan dan sumbangan spin, dan  pengambilan moment sehingga terpisah. Untuk atom yang memiliki kelengkapan isi elektron yang terlepas atau sub terlepas (filled electron shells or subshells), dari semua keseimbangan elektron, yang merupakan total pemisahan pasangan orbital adan moment spin, sehingga menyebabkan komposisi material yaitu atom tidak akan mampu menjadi magnetik permanen. Contoh: inert gas (He, Ne, Ar, dll.) yang memiliki persamaan dengan dengan beberapa material ionik.
Paramagnetik dan Diamagnetik Material
Diamagnetik merupakan bentuk magnetik yang sangat lemah dan tidak permanen dan hanya berlangsung dalam eksternal fields (dalam magnetic fields). induksi oleh muatan gerakan orbital berupa elektron yang seharusnya dalam sebuah aplikasi magnetic fields. Besarnya induksi pada momen magnetik sangat kecil dan  sebuah arah berlawanan dari aplikasi fields. Gab. 18.5 menunjukkan konfigurasi atom dipol magnetik untuk material diamagnetic dengan dan tanpa sebuah eksternal dasar (external fields). Pada gambar, anak panah mewakili atom moment dipol, berasal dari donasi hanya dari moment elektron. Untuk beberapa material padatan, masing-masing atom memiliki sifat baik dari moment dipol permanen tidak memiliki pemisahan yang lengkap dari spin elektron (yang memiliki dia spin elektron)  dan/ moment orbital magnetik.
Paramagnetik menghasilkan garis lurus ( spin ke atas), oleh rotasi dengan eksternal dasar (external fields) seperti pada gambar 18.5b. Dipol magnetik bertindak sendiri dengan tidak saling berinteraksi di antara dipol-dipol yang berdekatan. Penyebab terjadi moment lurus (spin ke atas) karena adanya eksternal dasar (external fields), yang berpengaruh  mempertinggi hubungan permeability µr lebih besar daripada kesatuan dan mengecilkan hubungan tetapi terdapat kelemahan pada magnetik positif. Baik diamagnetik maupun paramagnetik materials terjadi keseimbangan untuk terbentuk non-magnetik karena keduanya memegang magnetisasi hanya jika ketika ada sebuah external fields dan ada flux density (B) dalam keadaan sama yang terjadi di sebuah vakum.
Ferromagnetism material
Logam material dipengaruhi sebuah momen magnetik permanen dengan adanya external fields menunjukkan muatan  keluasan dan magnetisasi permanen yang merupakan salah satu karakteristik ferromagnetik. Selain itu, logam juga mengalami transisi contoh: besi, kobal, nikel dan rata-rata kandungan logam di bumi seperti gadolinium (Gd).
Permanen moment magnetik pada ferromagnetic material dihasilkan dari dua moment magnetik atom pada elektron spin- elektron spin yang tidak terpisah karena akibat struktur elektron. Kemudian sebuah moment orbital magnetik juga menyumbangkan sedikit perbandingan untuk moment spin. Selanjutnya sebuah ferromagnetic material, terjadi interaksi pasangan karena kumpulan spin moment magnetik disebabkan atom yang berdekatan menjadi lurus (spin ke atas) dengan yang lain, ketika ada sebuah external fields.

Sifat Optik Material


Sifat optik adalah sifat material yang diklasifikasikan berdasarkan responnya terhadap cahaya. Respon suatu material terhadap cahaya datang adalah memantulkan, menyerap, mentransmisikan, dan membiaskan.
Pembiasan adalah penurunan kecepatan cahaya akibat melewati suatu material. Indeks refraksi (n) pada material didefiniskan dengan persamaan
     
C: kecepatan cahaya pada saat hampa udara
V: kecepatan cahaya saat melewati medium
(Besarnya n (derajat bias) akan bergantung pada panjang gelombang cahaya)
€ : permittivity atau  keelutan
µ : permeability partikel substansi
€r dan µr adalah konstanta dielektrik dan permeabilitas magnetik
pada material transparan ada hubungan  antara indeks refraktive dan  konstanta dielektrik. Sejak perlambatan kecepatan cahaya elektromagnetik pada medium  berakibat dari polarisasi elektronik., ukuran dari konstituen atom atau  ion berpengaruh besar terhadap efek ini. Pada umumya semakin besar atom  atau  ion akan semakin besar polarisasi elektronnya, lambat kecepatannya dan besar indeks refrakivnya.
Pemantulan adalah penghaburan cahaya akibat melewati material yang memiliki endeks refraktif berbeda.
Penyerapan pada suatu material dibedakan menjadi dua karena material nonlogam ada yang tidak tembus cahaya dan ada yang transparan pada cahaya visible. Jika transparan maka matrial tersebut akan menampakkan warna. Pada prinsipnya, cahaya yang diserap oleh kelompok material ini mempunyai 2 mekanisme dasar, yang juga berpengaruh terhadap karaktristik transmisi pada material nonlogam ini. Mekaisne yang pertama yaitu polarisasi elektronik dan mekanisme yang kedua yaitu terlibatnya pita valensi-pita konduksi saat transisi elektron.
Absorbsi foton dari cahaya mungkin terjadi dengan cara promosi atau eksitasi elektron dari dekat pita valensi, melewati pita gap menuju kedalam ruang kosong pada pita konduksi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar
(a). Mekanisme absorpsi foton pada material nonlogam yang mana elektron terksitasi melewati pita gap dan meninggalkan lubang pada pita valensi.
(b). Emisi foton dengan transisi elektron me;ewati pita gap
Hal ini menunjukkan bahwa semua cahaya visible diabsorbsi oleh pita valensi kemudian ditransmisikan ke pita konduksi untuk material semikonduktor yang mempunyapi pita gap yang berenergi kurang dari 1,8 eV pada matrial yang tidak tembus pandang. Hanya sebagian dari spektrum visible yang diserap oleh mateerial yang mepunyai pita gap dengan energi antara 1,8 dan 3,1 eV, konsekuensinya material ini memunculkan warna.
Interaksi cahaya dengan padatan
Ketika cahaya diteruskan dari satu medium ke medium yang lain (contoh udara ke substansi padatan) beberapa hal terjadi. Beberapa cahaya akan ditransmisikan melalui medium, sebagian akan di absorpsi, dan sebagaian lagi akan dipantulkan diantara dua media. Intensitas cahaya yang datang merupakan jumlah dari intensitas cahaya yang ditransmisikan, intensitas cahaya yang di absorbsi dan intensitas cahayayang dipantulkan. Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut
Intensitas radiasi diekspresikan dalam watt/m2, yang disesuaikan dengan energi yang ditransmisikan per unit dari area yang tegak lurus dari perambatan cahaya. Sehingga dapat diekspresikan pada persamaan
Dimana T: IT/I0
  A:  IA/ I0
  R: IR/ I0
Material yang mampu rnentransmisikan cahaya dan sedikit mengabsorpsi dan memantulkan merupakan material yang yang bersifat transparan, sehingga orang bisa melihat melalui material yang bersifat transparan ini. Material yang bersifat translucent merupakan material yang dapat dilalui cahaya secara difusi, cahaya dihamburkan dalam interior. Bahan-bahan yang tahan terhadap transmisi cahaya tampak yang disebut buram. Material yang tidak dapat mentrasmisikan cahaya visible disebut opaque. Sebagian besar matrial logam bersifat opaq (tidak tembus cahaya).

Sifat Elektrik Material (Electrical Properties)


Electrical properties atau sifat kelistrikan adalah penggolongan material berdasarkan daya hantar listriknya. Daya hantar listrik ini adalah kemampuan suatu material untuk menglirkan atau dialiri oleh elekton. Sifat kelistrikan yang akan dibahas ini hanya terbatas pada konduktivitas suatu material. Konduktivitas adalah kemampuan material menghantarkan listrik dengan kontak langsung antara material dengan sumber listrik atau elektron (bukan induksi dan gosokan).

Berdasarkan konduktivitasnya material dibagi menjadi tiga bagian, yakni isolator (10-20 samapai 10-10 (Ω· M )-1), semi konduktor (10-6 sampai 104 (Ω· M )-1 ) , dan konduktor (lebih dari 107 (Ω· M )-1 ). Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan potensi perpindahan elektron dari orbital yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Elektron dari material konduktor dapat dengan mudah pindah dari orbital yang lebih rendah ke orbital yang lebih tinggi. Elektron semikonduktor dapat pindah dengan sedikit energi sedangkan isolator membutuhkan energi yang besar untuk berpindah.

Potensi perpindahan atau kemungkinan perpindahan yang disebutkan di atas disebabkan oleh besarnya jarak antara orbital terluar yang ditempati elektron dengan orbital yang tingkat energinya di atasnya. Semakin kecil jarak, maka semakin besar potensi perpindahan elekton dari tingkat dasarnya.

Jenis konduktor berdasarkan orbital terluar dan setelahnya dibagi menjadi dua, yakni konduktor yang orbitalnya tumpang tindih dan orbital terluarnya tidak terisi penuh. Jenis semikonduktor berdasarkan terbentuknya dibagi menjdi dua, yakni intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik adalah sifat bawaan dari suatu material dimana material tersebut memiliki orbital elektron terluar yang jaraknya sangat sempit (1eV) dengan orbital setelahnya. Ekstrinsik adalah material yang dibuat menjadi isolator dengan mengopositkan atau mengganti beberapa kisi material dengan material lain sehingga material tersebut dapat memiliki kelebihan atau kekurangan elektron. Materian buatan yang memiliki kelebihan elektron disebut semikonduktor tipe N dan yang kekurangan elektron disebut dengan senikonduktor tipe P. Isolator dalam hal ini tidak memiliki jenis yang dapat diklasifikasikan berdasarkan perbedaan yang sangat besar.

Sunday, October 19, 2014

Kemunduran Bani Umayyah II di Andalusia


a.       Faktor dari dalam (Internal)
1.      Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan
Dalam hal ini menyebabkan terjadinya persaingan tidak sehat di antara kalangan keluarga istana. Yaitu perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Dan Ketika kekhalifahan Hisyam ibn Hakam, timbulnya perselisihan di kalangan pejabat tinggi Negara dan orang istana, sehingga terpecah menjadi dua kelompok; kelompok militer yang didominasi oleh Slav dan kelompok sipil dengan tokohnya al-Hajib al-Mansur yang didukung oleh menterinya.
Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa kekhalifahan sebaiknya diserahkan kepada pamannya Hisyam, al-Mughirah ibn Abdurrahman al-Natsir. Sementara kelompok sipil mengharapkan kekhalifahan dipegang oleh Hisyam, agar kendali pemerintahan tetap dipegangn oleh para penguasa bersama khalifah Hisyam kecil itu. Dari perdebatan tersebut menyebabkan terbunuhnya al-Mughirah yang diduga pembunuhnya dari pihak sipil.
2.      Tidak adanya ideologi pemersatu
Dengan ini terjadi konflik politik, sehingga timbulnya kelompok oposisi. Persaingan terjadi antara Arab Utara dengan Arab Selatan, di samping itu pula timbulnya kerajaan kecil (Muluk al-Thawaif), mengakibatkan terjadi pemberontakan dimana-mana dan pengacauan politik. Kelompok tersebut mengadakan pemberontakan yang berdampak bagi stabilitas politik kekuasaan Bani Umayyah di Spanyol.
Kalau di tempat-tempat lain para muallaf diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah 'ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akibat dari kelompok–kelompok etnis tersebut yang non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinan dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan ini. Dari perselisihan tersebut memberikan peluang bagi mereka untuk melancarkan serangan mereka
3.      Para penguasa islam cukup puas dengan menerima upeti dan tidak melakukan islamisasi secara sempurna
Dalam hal ini tidak hanya itu yang dilakukan pemerintahan tersebut akan tetapi ketika melakukan islamisasi membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat kebiasaan orang nasrani. Akibatnya dengan kehadiran bangsa Arab menimbulkan rasa iri dan membangkitkan rasa kebangsaan bangsa spanyol yang Kristen. Berbagai usaha yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab itu, untuk berupaya semaksimal mungkin untuk mengadu domba sesama muslim.
b.      Faktor dari luar (Eksternal)
1.      Timbulnya semangat orang-orang Eropa untuk menguasai kembali Andalusia
Hal ini merupakan keinginan bangsa Eropa yang sudah lama terpendam, mereka ingin merebut kembali tanah air mereka dari tangan penguasa muslim. akan tetapi keinginan mereka masih belum terlaksana, karena islam pada waktu itu mempunyai kekuatan besar. Ketika kekuatan islam melemah, ini merupakan kesempatan emas bagi sekelompok komunitas yang tidak senang dengan kedatangan islam.
           Berawal dari saat Thariq dan Musa ketika menaklukkan wilayah Andalusia karena ada perintah untuk segera pulang sehingga menyebabkan mereka tidak berhasil untuk menaklukkan daerah yang terletak di Barat Laut.
Penyebab keruntuhan dan kehancuran kekuasaan islam di Andalusia disebabkan ada beberapa daerah yang belum diduduki sepenuhnya waktu ekspansi islam seperti daerah Galicia. Daerah tersebut menjadi pusat Kristen. Yang kemudian berdirinya kerajaan Castile dan Aragon yang menjadi basisnya Kristen untuk menyerang kaum muslim dalam rangka menguasai wilayah kekuasaannya.
Daerah tersebut dijadikan benteng pertahanan, pelatihan dan sekolah siasat yang dipersiapkan untuk perlawanan dikemudian hari, dan dari benteng tersebut dikomando upaya untuk memecahkan belah persatuan dan kesatuan umat islam, bahkan sering menyerang saat ada kesempatan.
2.      Konflik Islam dengan Kristen
Dalam pertempuran tersebut Ferdianan dan Isabella melibatkan diri bersama 5.000 peronil dengan mendengungkan perang suci. Serangan ini dipelopori oleh raja Ferdinan dari Arogon dan Isabela dari Castila. Akibat konflik itu runtuhnya benteng Al-Hambra yang direbut oleh kristen. Dengan kemenangan mereka itu dari pihak Kristen merayakan kekalahan islam terakhir di spanyol The Deum, sebuah Hyne rasa syukur yang dinyanyikan di Cathedral St. Paul di London. Granada saat itu semasa dinasti Nasr, yang dipimpin oleh Maula Ali Abi al-Hasan yang merasa cemas dengan kombinasi antara kerajaan Castile dan Aragon. Sehingga terjadilah perang dingin dengan kaum Nasrani. Al-Hasan sendiri wafat diracuni oleh anaknya, Abdullah dan kekuasaan dipegang saudaranya, al-Zaghlul (al-Zaghal).
Jatuhnya Granada ketangan Kristen, pendeta Kristen memberikan pilihan kepada umat muslim dan Yahudi, yakni pindah agama atau tinggal di wilayah itu. Dengan demikian “salib telah menyingkirkan bulan sabit”. Artinya adalah kekuasaan islam telah dikalahkan oleh kekuasan Kristen.
3.      Kesulitan ekonomi
Masa-masa runtuhnya Bani Umayyah ini, disebabkan para penguasa lebih mementingkan pembangunan, sehingga lalai membina perekonominan. Di samping itu pula diakibatkan oleh etnis-etnis non–Arab sering menjadi perusak dan menggerogoti perdamaian, sehingga mempengaruhi terhadap kondisi perekonomian.
Akibat dari pembangunan bidang fisik untuk keindahan kota dan peningkatan ilmu pengetahuan yang terlalu serius telah melalaikan pembangunan bidang perekonomian yang menjadi pendukung perekonomian persatuan dan kesatuan. Akibatnya perekonomian yang lemah itu, juga menyebabkan kondisi politik dan militer menjadi tak menentu.

Dinasti Fatimiyah


Fatimiyah merupakan Dinasti Syi’ah Isma’iliyah yang didirikan oleh Ubaidillah al-Mahdi yang datang dari Syiria ke Afrika Utara yang menisbahkan nasabnya sampai ke Fatimah putri Rasulullah dan isteri khalifah keempat yaitu Ali bin Abi Thalib. Oleh karena itu dinasti ini dinamakan dengan Dinasti Fatimiyah. Namun kalangan sunni menyebutnya Ubaidiyun. Konsep yang digunakan adalah Syi’ah radikal Isma’iliyah dengan doktrin-doktrinnya yang berdimensi politik, agama, filsafat, dan sosial. Serta para pengikutnya mengharapkan kemunculan al-Mahdy.
Ubaidilah dengan dukungan kaum Barbar, pertama dapat mengalahkan gubernur-gubernur Aghlabiyah di Ifriqia, Rustinia Khoriji di Tahar dan menjadikan Idrisiyah Fez sebagai bawahannya. Saat pemerintah pertama kali ialah di al-Mahdiyah sekitar Qairawan yang kemudian Fatimiyah mengembangkan sayapnya ke daerah sekitarnya serta menduduki Mesir yang kemudian mendirikan kota baru yang diberi nama Kairo (al-Qohirah “yang berjaya“) atas prakarsa jenderal Jauhar Atsaqoli.
Dalam bersaing dengan pemerintahan Abbasiyah, Fatimiyah memindahkan ibukotanya dari al-Mahdi ke Kairo. Selain itu juga memberi gelar kepada khalifah-khalifah Fatimiyah sebagai khalifah sejati. Begitu juga dia menyebarkan dai-dainya keluar Mesir yang mereka tersebut adalah lulusan dari Universitas al-Azhar. Pada masa pemerintahan Fatimiyah timbul perang Salib dan muncul gerakan-gerakan Syi’ah yang ekstrim yang disebut Druze yang dipimpin oleh Darazi.
Dinasti Fatimiyah adalah dinasti syi’ah yang dipimpin oleh 14 khalifah atau imam di Afrika dan Mesir tahun 909-1171 M atau selama kurang lebih 262 tahun. Para khalifah tersebut adalah:
1.         Ubaidilah al-Mahdi (909-924 M)
2.         Al-Qa’im (924-946 M)
3.         Al-Manshur (946-953 M)
4.         Al-Mu’izz (953-975 M)
5.         Al-Aziz (975-996 M)
6.         Al-Hakim (996-1021 M)
7.         Azh-Zahir (1021-1036 M)
8.         Al-Musthansir (1036-1094 M)
9.         Al-Musta’li (1094-1101 M)
10.     Al-Amir (1101-1131 M)
11.     Al-Hafizh (1131-1149 M)
12.     Azh-Zhafir (1149-1154 M)
13.     Al-Faiz (1154-1160 M)
14.     Al-‘Adhid (1160-1171 M)
Sejak tahun 1131 M, merupakan masa peralihan pemerintahan dari “khalifah” ke “wali”. Hal ini terjadi ketika Dinasti Fatimiyah diperintah oleh al-Hafizh (sebagai wali bukan sebagai khalifah).
Pada tahun 1094 M setelah al-Muntasir wafat, terjadi perpecahan dalam gerakan ma’iliyah yaitu kelompok Nizar yang sangat ekstrim dan Musta’ali yang paling moderat. Dia mempertahankan kekhalifahan, namun basis kespiritualan lebih banyak melemah.
Berdirinya dinasti ini bermula menjelang abad ke-X ketika kekuasaan Bani Abbasiyah di Baghdad mulai melemah dan wilayah kekuasaanya yang luas tidak terkoordinir lagi.Kondisi seperti inilah yang telah membuka peluang bagi munculnya dinasti-dinasti kecil di daerah-daerah, terutama di daerah gubernur dan sultannya memiliki tentara sendiri. Kondisi ini telah menyulut pemberontakan-pemberontakan dari kelompok-kelompok yang selama ini merasa tertindas serta memberi kesempatan bagi kelompok Syi’ah, Khawarij, dan kaum Mawali untuk melakukan kegiatan politik.
Dinasti Fatimiyah bukan hanya sebuah wilayah gubernuran yang independen, melainkan juga merupakan sebuah rezim revolusioner yang mengklaim otoritas universal. Mereka mendeklarasikan adanya konsep imamah yakni para pemimpin dari keturuna Ali yang mengharuskan sebuah redefinisi mengenai pergantian sejarah Imam atau mengenai siklus estakologis sejarah.
Dinasti Fatimiyah berkuasa mulai (909-1173 M) atau kurang lebih 3 abad lamanya. Dinasti ini mengaku keturunan Nabi Muhammad melalui jalur Fatimah az-Zahro. Kelompok Syi’ah berpendapat bahwa Ismail bin Ja’far as-Sadiq yang wafat (765 M) bukannya Musa saudaranya Ismail yang berperan sebagai imam ketujuh menggantikan ayah mereka (imam Ja’far). Berdasarkan kepemimpinan Ismail inilah sebuah gerakan politik keagamaan  Ad da’wah Fatimiyah diorganisir. Gerakan ini berhasil merealisir pertama kali pembentukan pemerintahan Syi’i yang eksklusif. Sedangkan kebanyakan kaum sunni yang mengatakan bahwa dinasti Fatimiyah keturunan dari Ubaidillah al-Mahdi disebut Dinasti Ubaydiun (khalifah I dinasti Fatimiyah) dan berasal dari Yahudi.
Gerakan syi’ah Fatimiyah ini membuktikan pada dunia bahwa potensi doktrin mesianik dan sentralistik. Walaupun syi’ah menganggap Ismail sebagai imam mereka, tetapi Ismail tidak berperan secara independen karena ia mati muda, bahkan sebelum ayahnya (Imam Ja’far). Kondisi inipun tidak menghalangi perkembangan doktrin Ismaili dengan dominasi dari bani Abbasiyah, karena dua golongan ini merasa bersaudara. Ini berangkat dari Umul Fadhl yang pernah menyusui Husein anak Fatimah dan Ali, ketika ia melahirkan Dotham. Sehingga menurut mereka bani Abbasiyah dan Syi’ah Fatimiyah merupakan saudara sesusuan.
Keberhasilan menancapkan doktrin Ismaili, dlam perkembangannya mampu membari perlindungan imam-imam mereka di Salamiyah, Siria dan telah memudahakan pengorganisasian dakwah Fatimiyah. Meskipun dkawah Fatimiyah ini dimulai sejak dini, namun baru pada masa Abu Ubaidillah Husein yaitu generasi keempat setelah Ismaili, baru mulai berkembang pesat. Doktrin dakwah populer yang disebarkan pada saat itu ialah berhaknya anak Ubaidillah atas posisi penyelamat (al-Mahdi). Doktrin ini menggunakan sistem jaringan para agen (du’ah jamak dari da’i), sehinnga sangat efektif dan terorganisir secara rapi.
Ubaidillah yang memimpin dakwahnya dari Salamiyah dan Siria ke Afrika Utara, dimana propaganda Syi’ah telah berkembang dengan pesat. Ia memimpin dakwahnya dengan memenangkan dukungan luas dari daerah-daerah yang kurang diperhatikan oleh khalifah Abbasiyah. Lewat da’i seperti Ali bin Fadl al-Yamani dan Ibnu al-Hawsyab al-Kufy, Yaman temasuk ibukotanya dapat direbut. Dengan dikuasainya Yaman, ia dpat menyebarkan para da’i ke berbagai daerah, termasuk Afrika Utara, belahan timur antara Arabia dan India seta Afrika Barat dengan da’i Abu Abdullah asy-Syi’i yang mengemukakan konsep akan datangnya Imam Mahdi dari keturunan Nabi. Para da’i tersebut akhirnya berhasil menjadikan kaum Barbar sebagai pendukung kepemimpinan Ubaidillah al-Mahdi. Selanjutnya, atas dukungan besar inilah, asy-Syi’i berhasil menduduki Roaqadah yaitu pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Akhirnya al-Mahdi yang baru menggantikan ayahnya, datang ke Tunis untuk dinobatkan sebagai khalifah (909 M).
Karena tidak menguasai daerah kekuasaannya, maka ia banyak menggantungkan pada da’i seperti asy-Syi’i. Namun karena yang disebut belakangan rupanya banyak membarikan harapan dan konsesi terhadap penduduk lokal, maka ia dianggap kurang memenuhi program al-Mahdi yang luas. Kemudian al-Mahdi membersihkan figur-figur yang dicurigai termasuk asy-Syi’i. Dalam masa pemerintahannya, untuk memperluas kekuasaannya yang bermaksud memberikan kompensasi pada kaum Barbar, ia mengadakan ekspedisi wilayah laut tengah, seperti Genoa, Sisilia, dan Mesir.
Keberhasilan pemerintahan Fatimiyah ini ditandai dengan pindahnya pusat pemerintahan ke Kairo. Hampir seluruh daerah Afrika Utara bagian Barat dapat dikuasai Fatimi, terutama setelah menaklukan wilayah Maghrib yang dipimpin Jawhar asy-Siqillli (969 M) dan menaklukkan dinasti terakhir di Fusthath Ikhsyidiyyah. Disana juga mulai membangun ibukota baru di Mesir yaitu al-Qohirah (970 M) serta masjid al-Azhar sebagai pusat pendidikan para da’i dan khalifah al-Muizz pindah ke ibukota baru tahun (973 M). Dinasti Fatimiyah ini akhirnya makin berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, karena ditopang dengan kekuasaan yang luas dan mampu membangkitkan berbagai macam aksi yang bersifat wacanis (keilmuan), perdagangan, keagamaan, walaupun peralihan kekuasaan ke wilayah timur perlahan-lahan melenyapkan kekuasaan mereka di bagian barat. Terbukti bahwa wakil mereka di Tunis yaitu Bani Ziri (1041 M) menyatakan tidak terikat dengan pemerintahan Fatimiyah.
Pada masa pemerintahan al-Mustanshir (1036-1094 M) dinasti Fatimiyah mencapai puncak kekuasaannya setelah terlibat konflik dengan Yunani tentang masalah Suriah. Para khalifah Fatimiyah umumnya membina hubungan damai dengan Byzantium kemudian bersatu karena ancaman-ancaman petualang Seljuk dan Trukmen di Suriah dan Anatholia pada abad 11. Tetapi pada akhir abad 11 terjadi perang Salib I yang mengancam penguasa-penguasa Turki Suriah. Para khalifah Fatimiyah pada pertengahan abad 12 bekerja sama dengan Dinasti Zangiyyah, Nuruddin dari Aleppo dan Damaskus untuk melawan tentara Salib. Setelah Ascalon jatuh ke tangan tentara Salib, dinasti Fatimiyah mulai terpecah-belah. Para khalifah kehilangan kekuasaan dan para wazirnya (gubernur) memegang kepemimpinan eksekutif dan militer. Dari sini dinasti Fatimiyah diakhiri oleh serangan Sahadin (Shalahudin) keponakan yang cakap sebagai pengganti Syirkuh yang menguasai Mesir (1173 M) di bawah pemerintahan Nuruddin yaitu putra Zangi dari dinasti Ayyubiyah.
Sekitar tahun 1171 M, dinasti Fatimiyah ini berakhir. Dinasti ini banyak mencapai kemajuan peradaban dan peningkatan ekonomi. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dinasti Fatimiyah adalah:
a.         Para petugas yang selalu tenggelam dalam kehidupan yang mewah.
b.         Adanya pemaksaan ideologi syi’ah kepada masyarakat yang mayoritas sunni.
c.         Terjadinya persaingan perebutan wazir.
d.        Kondisi al-Adhid (dalam keadaan sakit) yang dimanfaatkan oleh Nur al-Din. Dalam kondisi khalifah yang sedang lemah, konflik kepentingan yang berkepanjangan diantara pejabat dan militer. Merasa tidak sanggup, akhirnya al-Zafir meminta bantuan kepada Nur al-Din dengan pasukan yang dipimpin oleh Salah al-Din al-Ayyubi. Mula-mula ia berhasil membendung invasi tentara Salib ke Mesir. Akan tetapi kedatangan Salah al-Din untuk yang kedua kalinya tidak hanya memerangi pasukan Salib tetapi untuk menguasai Mesir. Dengan dikalahkannya tentara Salib sekaligus dikuasainya Mesir, maka berakhirlah riwayat dinasti Fatimiyah di Mesir pada tahun 1171 M yang telah bertahan selama 262 tahun.