1. Sifat
suatu materi baik berupa molekul yang tersusun oleh 1 jenis atom atau terdiri
dari beberapa jenis atom sangat dipengaruhi oleh interaksi elektron-elektron
yang terlibat dalam ikatan diantara atom-atom tersebut. Komposisi dan tata
letak dari berbagai atom atau molekul yang berkumpul menjadi satu akan
mempengaruhi keadaan elektron ikatan (gaya tolak, gaya tarik, kekuatan,
kesetabilan, dll). Material adalah sekumpulan molekul atau atom dalam ukuran
makro dimana sifat kimia dan fisika dari material ini sangat dipengaruhi oleh
ikatan yang terbentuk pada skala atom penyusun dari material tersebut.
2. Interaksi
elektronik secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni interaksi intra
molekuler dan ekstra molekuler (antar molekul). Interaksi intra molekul dibagi
menjadi tiga berdasarkan perbedaan keelektronegatifan dari atom yang berikatan,
yakni kovalen, ionik, dan logam. Ikatan kovalen terbentuk bila perbedaan
keelektronegatifan dari atom yang berikatan diantara 0-1,7 sedangkan ionik
terbentuk apabila perbedaannya lebih dari 1,7. Ikatan logam terbentuk apabila
elektron atom logam dengan atom logam lainnya dapat bergerak bebas
mengelilingingi daerah luar dari atom logam yang tersusun. Interaksi elektronik
intra molekul dapat terjadi bila molekul memiliki muatan parsial positif atau
negatif. Muatan parsial dapat terbentuk dari perbedaan keelektronegatifan atom
penyusun suatu molekul yang sangat tinggi, adanya elektron bebas, geometri
molekul, dll. Beberapa inetaksi ekstra molekul adalah ikatan dipol permanen dan
sesaat, hidrogen, Vander Waals, dll.
3. Berdasarkan
konduktivitasnya material dibagi menjadi tiga bagian, yakni isolator (10-20 samapai 10-10 (Ω· M )-1),
semi konduktor (10-6 sampai 104 (Ω· M )-1 ) , dan konduktor (lebih
dari 107 (Ω· M )-1 ). Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan
potensi perpindahan elektron dari orbital yang lebih rendah ke yang lebih
tinggi. Elektron dari material konduktor dapat dengan mudah pindah dari orbital
yang lebih rendah ke orbital yang lebih tinggi. Elektron semikonduktor dapat
pindah dengan sedikit energi sedangkan isolator membutuhkan energi yang besar
untuk berpindah. Potensi perpindahan atau kemungkinan perpindahan yang
disebutkan di atas disebabkan oleh besarnya jarak antara orbital terluar yang
ditempati elektron dengan orbital yang tingkat energinya di atasnya. Semakin
kecil jarak, maka semakin besar potensi perpindahan elekton dari tingkat
dasarnya.
4. Momen
magnetik yang dimiliki oleh material ditentukan oleh susunan elektron dari
material tersebut. Berdasarkan susunan elektron yang dimiliki oleh suatu
material, material dibagi menjadi lima, yakni diamagnetik, paramagnetik,
ferimagnetik, feromagnetik, dan
anti-feromagnetik. Diamagnetik adalah material yang orbital molekulnya terisi
penuh sehingga momen yang ditimbulkan pada material ini hanya terbatas pada jungkir
balik elektron (pertukaran posisi) pada orbital tersebut sehingga momen yang
dihasilkan sangat kecil dan singkat. Paramagnetik, ferimagnetik, feromagnetik,
dan anti-feromagnetik adalah material yang memeiliki elektron tak berpasangan
pada orbital molekulnya. Akan tetapi perbedaan dari keempatnya terletak pada posisi
atau struktur elektronnya. Paramagnetik tidak teratur sehingga material ini
memiliki momen permanen akan tetapi kekuatannya tidak besar. Ferimagnetik
teratur akan tetapi momennya sedikit saling meniadakan karna momen ke atas
berlawanan dengan momen ke bawah akan tetapi momen ke atas lebih besar dari
pada momen ke bawah sehingga momennya permanen dan lebih besar dari pada
paramagnetik. Anti-fero memiliki struktur yang teratur dan saling menguatkan
karna susunyannya searah sehingga momen yang dimiliki material ini sangat
besar. Anti-feromagnetik teratut akan tetapi saling meniadakan karna momen ke
atas sama dengan momen ke bawah sehingga resultan momennya nol.
5. Material
logam mengabsorp cahaya dan menngunakannya untuk eksitasi elektron. Logam
memiliki elektron gap yang sangat kecil dan atau memiliki orbital tidak penuh
sehingga eksitasi elektron dari logam sangat dimungkinkan dengan adanya radiasi
elektromagnetik (REM) seperti cahaya. Cahaya datang akan digunakan hampir
seluruhnya oleh material ini untuk eksitasi elektronyya sehingga tidak ada yang
diteruskan dan hal ini menyebabkan material ini tidak transparan.
6. Semikonduktor
ekstrinsik adalah semikonduktor buatan yang didasarkan pada peningkatan jumlah
elektron atau pengurangan elektron pada suatu material dengan cara menyisipkan
material ‘pengotor’ pada kisi-kisi atau beberapa tempat pada kristal atau
material yang dikehendaki dirubah sebagai semikonduktor. Semikonduktor
ektrinsik dibagi menjadi tipe P dan N. Hal mendasar yang membedakan keduanya
adalah material pengotor yang disisipkan pada material netral. Akan menjadi
tipe P bila atom pengotor memiliki elektron kurang dari mterial netral yang
digantikan posisinya, sebaliknya pada tipe N.
7. Vibrasi
atomik terjadi pada ikatan antara dua atom. Semakin tinggi termpratur, maka
semakin besar frekuensi vibrasi pada ikatan. Akan tetapi pada material tertentu
seperti polimer organik, protein, dll, tempratur yang melebihi kapasitas
termalnya akan mengakibatkan kerusakan atau pemutusan ikatan.
8. Karakteristik
yang dimiliki oleh material nano baik fisik ataupun kimia bertumpu pada
ukurannya yang kecil sehingga dengan jumlah atom yang sama material nano
memiliki survace area atau luas area yang sangat besar. Survace area inilah
yang kemudian membawa sifat atau karakteristik khas yang dimiliki oleh material
nano. Contohnya adalah meningkatnya absorbansi (cahaya, zat, larutan, dll.),
reaktivitas, magnetic, dll.
9. Fungsi
dan aplikasi material berkembang seiring dengan berkembangnya manusia dari segi
peradaban dam pemikiran. Aplikasi material yang berkembang mulai ditemukannya
dibagi menjadi tiga yakni struktural, fungsional, dan smart. Struktural
material adalah material yang digunakan sesuai dengan sifat fisik yang
dimilikinya seperti keras dan berat digunakan untuk melempar hewan buruan
misalnya batu. Benda yang memiliki sifat dapat ditempa dan dibentuk seperti
besi digunakan sebagai alat untuk memotong. Fungsional material adalah
material-material yang digunakan berdasarkan sifat kimia, elektronik, dan sifat
fisiknya seperti logam yang memiliki elektron terluar yang dapat dengan mudah
tereksitasi digunakan sebagai penghantar listrik (kabel). Smart material adalah
material yang digunakan berdasarkan pengembangan dan peningkatan sifat-sifat
yang dimilikinya seperti peningkatan daya absorb dengan komposit, memperkecil
material sehingga luas areanya bertambah, dll.
10. Material
nano dapat dibuat dengan dua cara, yakni top-down dan bottom-up.
Top-down adalah cara membuat meterial nano dengan memisahkan molekul yang
berkumpul dalam jumlah besar menjadi kecil suhingga ukurannya tidak lebih dari
100 nm. Metode top-down menggunakan berbagai teknik penggilingan dan homogenisasi.
Contoh dari pembuatan material nano dengan metode top-down adalah pembuatan
nano silica dari cangkang kerang. Metode bottom-up adalah cara membuat material
nano dengan menggabungkan beberapa molekul sehingga terbentuk struktur material
dalam ukuran nano. Dalam metode bottom-up diperlukan stabilisasi zat aktif
untuk mencegah terbentuknya material skala mikro. Contohnya adalah pembuatan
carbon nano tube.
No comments:
Post a Comment