Popular Posts

Thursday, February 27, 2014

ANTIOKSIDAN TERBARUKAN (REVIEW JURNAL)

SINTESIS SENYAWA 1,4-BIS [(2-HIDROKSI-3-METOKSI-5-
FORMALDEHID-FENIL)-METIL] PIPERAZIN DARI BAHAN
DASAR VANILIN DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI
ZAT ANTIOKSIDAN

Susy Yunita Prabawati*,  Andika Fajar Setiawan,  Arini Fawzia Agustina
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta



Tujuan penelitian ini adalah membuat antioksidan dari bahan dasar vanilin. Sifat penelitian ini adalah eksperimen atau sintesis. Senyawa  1,4-bis  [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]  piperazin disintesis  dengan  metode  hasil  modifikasi  sintesis  dari  Chi  et  al. Sintesis ini dilakukan dengan reaksi mannich menggunakan piperazin sebagai amina skunder. Sintesis ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas antioksidan dari vanilin. Meningkatnya aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan menambahkan  suatu  gugus  pendonor  elektron  pada  posisi  orto  dan  para  dari  gugus hidroksi  pada  cincin  benzena vanilin.
Latar belakang yang mendorong dilakukannya penelitian aini adalah pola hidup manusia pada zaman ini dan meningkatnya polusi pada lingkungan ini. Manusia banyak yang menyukai makanan instan sehingga radikal yang masuk ke tubuh manusia semakin banyak. Radikal ini dapat dinetralkan oleh antioksidan dengan mendonorkan elktron dari antioksidan, kemudian antioksidan melakukan resonansi untuk tetap stabil.
Peralatan  yang  digunakan  meliputi  alat  gelas  laboratorium,  seperangkat  alat refluks,  evaporator  Buchi,  timbangan  elektronik,  pemanas  dan  pengaduk  magnet, mantel  heater,  alat  penentu  titik  lebur  (elektrotermal  9100),  spektrofotometer  infra merah  (IR, Shimadzu 8201 PC), spektronik 20 dan spektrofotometer  resonansi magnet  inti (1H-NMR, JEOL-MY500).
Bahan yang digunakan adalah piperazin anhidrat, formaldehida, vanilin, benzena kering, kloroform p.a., metanol p.a., dan DPPH.
Sintesis Senyawa 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil] piperazin dilakukan dengan mengambil sebanyak  15  mmol  vanilin  (2,2821  g)  dan  15  mmol  formaldehida  (0,45  g) dilarutkan  dalam  50 mL  benzena  kering  kemudian  ditambahkan  7,5 mmol  piperazin (0,646 g). Campuran direfluk  selama 20  jam. Hasil  refluk  tersebut disaring dan  residu yang didapatkan kemudian direkristalisasi dengan pelarut kloroform-metanol.
Senyawa  hasil  sintesis  di  uji  kemurniannya  dengan  mengukur  titik  lebur. Senyawa murni tersebut kemudian ditentukan struktur senyawanya dengan spektrometer IR dan 1H-NMR.



Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH larutan  induk  dari  1,4-bis  [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil] piperazin  dibuat  dengan  konsentrasi  2 mM menggunakan  pelarut  kloroform.  Larutan induk  tersebut diencerkan hingga mendapatkan variasi konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; dan 1 Sintesis Senyawa 1,4-Bis mM. Masing-masing  larutan  diambil  0,5 mL  untuk  ditambahkan  pada  larutan DPPH yang  telah  disediakan  dalam  kuvet  (4,5  mL)  sehingga  total  larutan  yang  akan  diuji adalah 5 mL. Selanjutnya,  larutan divortek  selama 30 detik dan diinkubasi pada  suhu kamar  selama  45  jam.  Setelah   45  jam,  absorbansi  larutan  diukur  dengan spektrofotometer visibel pada panjang  gelombang 530 nm. Perlakuan  yang  sama  juga dilakukan  pada  larutan  kontrol  (0,5  mL  kloroform  dalam  4,5  mL  larutan  DPPH). Selanjutnya  data  absorbansi  yang  diperoleh  diolah  dan  diperoleh  grafik  untuk menentukan harga IC50.
Penentuan  aktivitas  antioksidan  dilakukan  melalui  perhitungan  nilai  IC50 (inhibitory  concentration  50%)  yaitu  nilai  yang menggambarkan  besarnya  konsentrasi sampel  yang  dapat  menghambat  radikal  bebas  sebesar  50%  yang  diperoleh  melalui persamaan regresi linier antara konsentrasi sampel (X) dengan persen inhibisi (Y).
Reaksi yang terjadi pada penelitian ini adalah reaksi antara 1 molekul piperazin, 2 molekul vanilin, dan 2 molekul formaldehid yang merupakan reaksi Mannich ganda. Reaksi ini menjadikan 2 molekul vanilin akan  terikat pada 1 molekul piperazin yang dijembatani oleh gugus metil.  Mekanisme  reaksi  terjadi  dalam  dua  tahap.  Tahap  pertama  adalah  tahap pembentukan  ion  iminium  dari  peperazin  dan  formaldehida. Mekanisme  reaksi  yang terjadi disajikan pada Gambar 1 berikut.



Pada mekanisme reaksi tahap pertama ini terjadi reaksi subtitusi nukleofilik dari atom  N  dari  piperazin  ke  C  karbonil  dari  formaldehid.  Atom  nitrogen  memiliki pasangan  elektron  bebas  (PEB)  sehingga  bersifat  nukleofilik,  sedangkan  C  karbonil pada  formaldehid  bersifat  elektrofilik  karena  kuatnya  elektronegativitas  dari  atom  O sehingga awan elektron akan  lebih mengarah pada atom O yang menyebabkan atom C bersifat elektrofil.
Pada mekanisme reaksi  tahap kedua  ini  terjadi reaksi subtitusi elektrofilik pada cincin  aromatis  dari  vanilin.  Elektrofil  berasal  dari  ion  iminium  yang  terbentuk  pada reaksi tahap pertama. Selain membentuk senyawa target, reaksi ini juga menghasilkan 2 ion H+. Produk reaksi menghasilkan suatu padatan putih dengan rendemen 67,49 % dan titik  lebur 245-2470C.
Hasil analisis dengan IR dalam penelitian ini:
Gugus
Panjang gelombang Cm-1
O-H
3425,58
C-H tak  jenuh aromatik
3086,11
C=C aromatik
1589,34
C=O  aldehid
1681,93
C-H
2831,50  dan 2769,78
C-N
1311,59
C-O
1141,86




Spektrum  1H-NMR  dari  produk  hasil  sintesis  menunjukkan  adanya  5 lingkungan.  Kelima lingkungan tersebut masing-masing berada pada pergeseran kimia (δ)  3,8336;  3,9387;  7,1775;  7,3565;  dan  9,7808  ppm.  Peak  dengan  pergeseran  kimia 3,8336  ppm merupakan  peak  yang menyatakan  proton  dari  dua  jembatan metilen  (N-CH2)  dengan  integrasi  setara  dengan  4  hidrogen. Peak  pada  pergeseran  kimia  3,9387 ppm yang setara dengan 6 hidrogen merupakan peak dari proton pada gugus metoksi (-OCH3). Peak pada pergeseran kimia 7,1775 ppm merupakan peak yang menyatakan 2 hidrogen pada cincin benzena yang berada pada atom karbon nomor 6 sedangkan peak pada pergeseran kimia 7,3565 ppm merupakan peak dari 2 hidrogen dari atom karbon nomor  4  pada  cincin  benzena.  Pada  pergeseran  kimia  9,7808  terdapat  peak  yang menyatakan 2 hidrogen  yaitu hidrogen dari  gugus  aldehid  (-CHO). Berikut  ini  adalah spektra  1H-NMR  dari  senyawa  hasil  sintesis  dan  integrasinya  dengan  proton  pada senyawa hasil sintesis.
Munculnya peak pada pergeseran kimia 3,8336 ppm yang merupakan peak dari lingkungan  proton  jembatan  metilen  (N-CH2-).  Adanya  peak  ini  dalam  spektra menunjukkan  bahwa  telah  terjadinya  reaksi  sehingga  piperazin  terikat  diantara  dua molekul  vanilin  yang  dijembatani  oleh  jembatan metilen.  Bedasarkan  interprestasi  di atas maka  dapat  dipastikan  bahwa  senyawa  hasil  sintesis merupakan  senyawa  target yang diharapkan yaitu 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil] piperazin.
Uji  aktivitas  antioksidan  dilakukan  dengan  metode  DPPH.  Metode   ini menggunakan  radikal  DPPH  sebagai  radikal  yang  akan  bereaksi  dengan  senyawa antioksidan. Akibat  reaksinya dengan  senyawa antioksidan, warna  larutan DPPH akan mengalami  degradasi  (Molyneux,  2004).  Proses  degradrasi warna  larutan  berbanding lurus dengan konsentrasi senyawa antioksidan. Vanilin dan  senyawa  turunan vanilin 1,4-bis  [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]  piperazin  direaksikan  dengan  radikal  DPPH  dalam  pelarut  kloroform.
Pengukuran dilakukan pada λ maks  yaitu 530 nm dan diperoleh waktu  reaksi optimal yaitu untuk vanilin 21  jam sedangkan untuk senyawa 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil] piperazin yaitu 45 jam.
Berdasarkan data dari tabel tersebut  terlihat bahwa kemampuan senyawa 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]  piperazin  dalam  menghambat  DPPH  lebih  baik  dari  vanilin.  Pada konsentrasi yang relatif kecil, yaitu 0,2 mM, senyawa 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]  piperazin  mampu  menghambat  DPPH  hingga  22,689%,  sangat  jauh  perbedaannya  dengan  kemampuan  vanilin  yang  hanya  mampu  menghambat 5,042%.
Senyawa  1,4-bis  [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]  piperazin  yang merupakan  turunan  vanilin  memiliki mekanisme  penghambatan  terhadap  radikal DPPH yang sama dengan vanilin. Reaksi antara radikal DPPH dengan senyawa 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]  piperazin  ditunjukkan  pada  gambar berikut.

Stabilisasi senyawa dengan resonansi:
Perbedaan kapasitas penetralan radikal DPPH yaitu nilai IC50 dari senyawa 1,4-bis  [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]piperazin  lebih  rendah  dari  vanilin.  Hal ini dapat diartikan bahwa senyawa 1,4-bis [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil] piperazin lebih aktif sebagai zat antioksidan jika dibandingkan dengan vanillin.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Senyawa  1,4-bis  [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]  piperazin  dapat disintesis menggunakan  bahan  dasar  vanilin,  piperazin,  dan  formaldehida melaui mekanisme reaksi Mannich dengan rendemen 67,49 %. Berdasarkan uji aktivitas antioksidan metode DPPH diketahui bahwa senyawa 1,4-bis  [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]  piperazin  memiliki  aktivitas antioksidan  yang  lebih  tinggi  dari  vanilin.  Nilai  IC50  dari  senyawa  1,4-bis  [(2-hidroksi-3-metoksi-5-metanal-fenil)-metil]  piperazin  adalah  0,661  mM  lebih rendah dari nilai IC50 dari vanilin yaitu 3,158 mM.

No comments:

Post a Comment