Popular Posts

Monday, June 9, 2014

ISOTERM ADSORBSI ZAT WARNA OLEH KARBON AKTIF

I.Tujuan Percobaan
       a.  Menentukan model yang sesuai untuk adsorbsi zat warna oleh karbon aktif
       b.  Menghitung kapasitas oleh karbon aktif
II.Dasar Teori
 Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Fenomena ini melibatkan interaksi fisik, kimia, dan gaya elektrostatik antara adsorbat dengan adsorben pada permukaan adsorben. Ada dua macam adsorpsi yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Dalam adsorpsi fisika, molekul-molekul teradsorpsi pada permukaan dengan ikatan yang lemah (bersifat reversible, dengan cara menurunkan tekana gas atau konsentrasi zat terlarut). Sedangkan adsorpsi kimia melibatkan ikatan koordinasi sebagai hasil penggunaan elektron bersama-sama  adsorben dan adsorbat(Osick,1983;Sukardjo,1990).
      Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ;
a.       Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.(Castellan 1982).
b.      Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi.
Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang polar. Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-lemahnya dari adsorbat maupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan istilah polarizing power cation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi anion dalam suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing power cation besar cenderung bersifat keras. Sifat polarizing power cation yang besar dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing power cation yang rendah dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran besar namun muatannya kecil, sehingga diklasifikasikan ion lemah.(Atkins at al. 1990).

              Adsorben adalah zat yang mengadsorpsi zat lain. yang memiliki ukuran partikel seragam, kepolarannya sama dengan zat yang akan diserap dan mempunyai berat molekul besar. Adsorbat adalah zat yang teradsorpsi zat lain. Fakttor-faktor yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi antara lain, luas permukaan adsorben, ukuran pori adsorben, kelarutan zat terlarut, pH, dan temperatur(Castellan,1982).
                                                                                                  Adsorbat adalah substansi dalam bentuk cair atau gas yang terkonsentrasi pada permukaan adsorben. Adsorbat terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok polar seperti air dan kelompok non polar seperti methanol, ethanol dan kelompok hidrokarbon (Suzuki, 1990 dalam saragih)                  
Adsobsi isoterm adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase teradsorbsi pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada temperatur tertentu. Ada tiga jenis hubungan matematik yang umumnya digunakan untuk menjelaskan isoterm. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang dikemukakan oleh Freundlich. Persamaannya adalah :
                            x/m = k C 1/n
           dimana:
           x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi (mg)
           m = massa adsorben (mg)
           C = konsentrasi adsorben yang sama
           k,n = konstanta adsorben
           Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben (Castellan,1982).
Ada tiga jenis hubungan metematik yang umumnya digunakan untuk menjelaskan isotherm adsorpsi, yaitu :
.       1. Isoterm Langmuir
        2. Isoterm Brunauer, Emmet dan Teller (BET)
        3. Isoterm Freundlich
Isoterm Langmuir. Isoterm paling sederhana, didasarkan pada asumsi bahwa setiap tempat adsorpsi adalah ekivalen, dan kemampuan partikel untuk terikat di tempat itu tidak bergantung pada di tempati atau tidaknya tempat yang berdekatan (Atkins, 1992).
Karbon aktif umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi dapat diperbesar dengan mengaktifkan arang dengan menggunakan uap atau bahan kimia,aktivitas ini bertujuan memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup(Kateren,1987).
          sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:
  1.         Sifat serapan. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dan senyawa serapan.
       2.         Temperatur/suhu. Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya proses karena tidak ada peraturan umum yang bias diberikan mengenai suhu yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsorpsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatile, adsorpsi dilakukan pada suhbu kamar atau bila memungkinkan pada suhu yang lebih kecil.
        3.         pH (derajat keasaman). Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkuran sebagai akibat terbentuknya garam.
        4.         Waktu singgung. Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif.
           Zat warna merupakan suatu zat yang dapat menyerap suatu partikel warna dan lalu memantulkannya kembali atau meneruskan warnanya dengan panjang gelombang tertentu sehingga mempunyai warna yang khas. Zat-zat warna dapat diperoleh dari tanaman maupun hewan tetapi ada pula yang dapat disintesis. Banyak sekali zat-zat warna yang biasa digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya pada industri tekstil, kertas, plastik, makanan, kosmetik dan sebagainya, dan salah satu contoh zat warnanya adalah rhodamin B.

 III.Alat Dan Bahan
                Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan antara lain ialah erlenmeyer 250 ml, labu takar 250 ml, pipet volume 10 ml, batang pengaduk, shaker, kuvet, gelas beaker 250 ml, corong, gelas arloji, spektronik 20, aluminium foil dan kertas saring.
                Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain ialah zat warna, karbon aktif dan aquades.
   
 IV.Cara Kerja
                Pada percobaan ini, yang pertama kali dilakukan ialah pembuatan kurva kalibrasi dengan dibuat zat warna 10 ppm, kemudian dibuat larutan standar dengan masing-masing konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 8 ppm masing-masing 50 ml dengan mengencerkan larutan zat warna 10 ppm kemudian ditentukan absorbansinya dengan spektronik 20.
            Langkah berikutnya ialah adsorbsi isotermal dengan dibuat  larutan zat warna 100 ppm dengan di encerkan zat warna dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm masing-masing 100 mL. 5 buah erlemeyer 250 mL dibersihkan dan dikeringkan, kemudian masing-masing dimasukkan 1 g karbon aktif. Ditambahkan 100 mL larutan zat warna dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm. Kelima erlemeyer ditutup menggunakan aluminium foil, kemudian diaduk menggunakan shaker selama 30 menit. Larutan kemudian disaring menggunakan mengunakan kertas saring untuk memisahkan karbon aktifnya. Kemudian diukur absorbansi larutan pada panjang gelombang (λ) zat warna.

V. Data Pengamatan
1.      Kurva Kalibrasi
No
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi (nm)
1
0,5
0,003
2
1
0,020
3
2
0,030
4
4
0,062
5
8
0,105

Kurva kalibrasi Co vs A


2.      Adsorpsi isotermal
No
Co (ppm)
A (nm)
Ce
Qe
Ce/Qe
Log Ce
Log Qe
1
5
0,130
10,23
0,523
19,56
1,009
-0,28
2
10
0,152
11,92
0,192
62,08
1,07
-0,71
3
15
0,206
16,07
0,107
150,18
1,20
-0,92
4
20
0,319
24,76
0,476
52,01
1,39
-0,32
5
25
0,380
29,46
0,446
66,05
1,46
-0,35

Kurva Langmuir Ce vs Ce/Qe

Kurva Freundlich log Ce vs log Qe

3.      Kapasitas Adsorpsi Langmuir
KA= 0,06
4.      Kapasitas Adsorpsi Freundlich
KA= 0,613

VI. Pembahasan
         Pada percobaan yang berjudul Isoterm Adsorpsi Zat Warna Oleh Karbon Aktif mempunyai dua tujuan yaitu menentukan model yang sesuai untuk adsorpsi zat warna oleh karbon aktif dan menghitung kapasitas adsorpsi oleh karbon aktif. Prinsip percobaan adsorpsi isoterm didasarkan pada teori freundlich, yaitu banyaknya zat yang diadsorpsi pada temperatur tetap oleh suatu adsorban tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat mengadsorpsi zat-zat tertentu. Percobaan ini menggunakan adsorpsi fisika karena adanya gaya van der waals antara adsorben dengan adsorbat yang digunakan sehingga proses adsorpsi hanya terjadi ada permukaan larutan.
         Cara kerja pertama yang dilakukan ialah pembuatan kurva kalibrasi dengan konsentrasi yang bervariasi dan didapatkan nilai adsorbansi yang bervariasi pula. Dari sini kita bisa membuat kurva kalibrasi yaitu hubungan selanjutnya antara konsentrasi dan absorbansi. Persamaan yang didapat ialah y=0,013x + 0,003. Kemudian cara kerja selanjutnya ialah isotermal adsorpsi dengan konsentrasi yang bervariasi pula kemudian ditambahkan karbon aktif dan zat warna dengan konsentrasi yang berbeda juga lalu diukur absorbansinya.
         Setelah didapat semua data adsorbansi dari variasi konsentrasi tersebut kita dapat menghitung kapasitas adsorpsi (Qe) dengan persamaan Qe=Co-Ce/m .v. Setelah didapat nilai kapasitas, dibuat kurva langmuir dan kurva freundlich. Dari perhitungan didapat nilai kapasitas adsorbsi langmuir ialah 0,006 dan nilai R2=0,282 sedangkan nilai kapasitas adsorpsi freundlich ialah 0,613 dan nilai R2=0,118. Nilai keduanya kurang dari 1 jadi, sesuai dengan teori dan nilai R yang paling mendekati 1 ialah adsorpsi langmuir.

VII. Kesimpulan   
1.      Model yang paling sesuai untuk adsorpsi zat warna oleh karbon aktif ialah adsorpsi langmuir karena nilai R mendekati 1
2.      Kapasitas adsorpsi langmuir
KA=0,06
Kapasitas adsorpsi freundlich
KA=0,613

VIII. Daftar Pustaka
Castellan,1982. Physical Chemestry. Edisi ketiga.Addison-Wesley Publishing Company.
Osick,J.1983. Adsorption. Ellis Hardwood Ltd.Chicester.England.
Kateren, 1987. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi VI . Jakarta
Khopkar, S.M, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. AB: A. Saptorahardjo. UI-    Press.Jakarta.
Sukardjo,1990. Kimia Anorganik. Jakarta:Rineka Cipta.



Lampiran
1.      Kurva kalibrasi
y=0,013 x + 0,003
2.      Isoterm Langmuir
a)      y=A x + B
0,130   = 0,013 x + 0,003
X         = 10,23
Log Ce= 1,009
b)      0,152   =0,013 x + 0,003
X         =11,92
Log Ce=1,07
c)      0,206=0,013 x + 0,003
X         =16,07
Log Ce=1,20
d)     0,319   =0,013 x + 0,003
X         =24,76
Log Ce=1,39
e)      0,380   =0,013 x + 0,003
X         =29,46
Log Ce=1,46
3.      Menghitung Qe dan Ce/Qe
Qe= Co-Ce      massa= 1 g = 0,1 l
                Massa
a.       Qe       = (10,23-5) x 0,1
Qe       =0,523
Log Qe=-0,28                                                    
b.      Qe       = (11,92-10) x 0,1
Qe       =0,192
Log Qe=-0,71
c.       Qe       = (16,07-15) x 0,1
Qe       =0,107
Log Qe=-0,92
d.      Qe       = (24,76-20) x 0,1
Qe       =0,476
Log Qe=-0,32
e.       Qe       = (29,46-25) x 0,1
Qe       =0,446
Log Qe=-0,35

Perhitungan Ce/Qe
a.       Ce/Qe=10,23/0,523
Ce/Qe=19,56
b.      Ce/Qe=11,92/0,192
Ce/Qe=62,08
c.       Ce/Qe=16,07/0,107
Ce/Qe=150,18
d.      Ce/Qe=24,76/0,476
Ce/Qe=52,01
e.       Ce/Qe=29,46/0,446
Ce/Qe=66,05
4.      Kurva Langmuir
Ce vs Qe
Y         = 14,73x+6,743
Slope   =14,73
Intersep=6,743
Kapasitas adsorpsi
KA=-1/A
KA=-1/14,73
KA=0,06
5.      Kurva Freundlich                         
Log Ce vs Log Qe
Y= -0,0061x-0,212
Slope=-0,0061
Intersep=-0,212
Kapasitas adsorpsi
KA=invers log B
KA=10-0,212  
 KA=0,631


No comments:

Post a Comment